PALI, BERITAANDA – Mengawali kesiapan Pemilihan Umum (Pemilu), Bupati PALI H. Heri Amalindo memakaikan rompi ‘perang’ terhadap anggota Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS).
Pemakaian rompi yang dilakukan Bupati Heri Amalindo itu saat menghadiri pelantikan anggota petugas Pengawas TPS Kecamatan Talang Ubi di Gedung Orkes Kompleks Pertamina Pendopo, Senin (22/1/2024).
Saat memakaikan rompi tersebut, Bupati PALI mengisyaratkan kesiapan anggota PTPS mengawasi proses jalannya pemungutan suara Pilpres dan Pileg pada 14 Februari 2024 mendatang.
Pada kesempatan itu, ia memberikan pesan atau wejangan terhadap anggota PTPS yang baru saja dilantik agar selalu berkoordinasi dengan Panwaslu Kelurahan, Panwaslu Kecamatan dan Bawaslu saat terjadi permasalahan di lapangan.
“Cepat selesaikan ketika ada masalah di lapangan, jangan bertindak sendiri, tapi berkoordinasilah dengan Bawaslu atau Panwaslu Kecamatan,” pesan Bupati.
Bupati juga menekankan agar anggota PTPS tidak ikut-ikutan berkampanye.
“Selaku pengawas jangan ikut langsung kampanye tim sukses Pilpres maupun caleg. Karena anda adalah pengawas,” imbuhnya.
Selaku PTPS, menurut Bupati, harus menjalankan amanah sesuai tugas dan fungsi. “Tadi anda sudah disumpah, itu harus dijalankan dan pegang teguh asas Pemilu yakni luber dan jurdil,” tandasnya.
PTPS juga diharapkan Bupati bersinergi dengan KPPS saat di lapangan. “Suksesnya Pemilu kalau terjalin koordinasi, komunikasi dan bersinergi. Dalam hal ini, PTPS harus bersinergi dengan KPPS di lapangan,” pesannya lagi.
Tak lupa, Bupati juga mengingatkan agar anggota PTPS menjaga kesehatan.
“Jaga kesehatan, karena mulai hari ini hingga 7 hari pasca pelaksanaan Pemilu anda harus bekerja,” katanya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu PALI Lestrianti menyebut tugas PTPS tidak ringan. “Mulai saat ini, jiwa dan raga PTPS separuhnya milik Bawaslu. Jaga Pemilu 2024 sesuai perundang-undangan, karena tugas anda tidak ringan,” ungkap dia.
Lestrianti juga menekankan agar PTPS jangan hanya berdiri di TPS, jangan datang saat buka kotak suara dan datang lagi sesudah penghitungan suara.
“Ujung tombak demokrasi ada dibahu PTPS, jangan datang lalu pergi, tapi bekerja penuh waktu kecuali sakit, tidak ada alasan meninggalkan TPS sebelum proses Pemilu selesai,” tegasnya.
Dijabarkan Lestrianti, bahwa PTPS adalah pengawas di TPS untuk memastikan proses pemungutan suara berjalan jurdil.
“PTPS harus berkontribusi pada Bawaslu, dimana pada saat masa tenang, pastikan masa tenang benar-benar tenang. Pastikan tidak ada parpol atau caleg tidak melakukan kegiatan politik,” tutupnya. (RDT)