LAMSEL-LAMPUNG, BERITAANDA – Anak yang menjadi penyintas bencana harus didengar dan ditindaklanjuti pendapatnya, karena mereka memiliki pengalaman dan kebutuhan yang berbeda.
Hal tersebut disampaikan Manager Tanggap Bencana Wahana Visi Indonesia (WVI) Ronny Ichwan dalam paparannya pada diskusi partisipasi anak terkait kebencanaan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Lampung Selatan, di GOR Way Handak, Kalianda, Ahad (17/2/2019).
“Suara anak dan partisipasi anak merupakan salah satu kunci utama dalam sebuah tahapan proses pembangunan pasca bencana tsunami di Lampung Selatan,” ujar pria yang biasa disapa Ronny itu.
Menurut Ronny, dari aspirasi yang didapat menjadi rujukan bagi pemerintah, sebagai salah satu cara mengidentifikasi dan memahami kebutuhan serta masalah paling mendesak melalui perspektif anak.
“Jadi suara anak sangat penting didengar untuk bisa menggali apa yang menjadi kebutuhan mereka,” katanya.
Sementara, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Lampung Selatan, Supriyanto yang membuka kegiatan itu mengatakan, anak-anak adalah pihak yang paling rentan dalam konteks bencana.
Untuk itu kata dia, mendengar suara anak sangat diperlukan untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka, terutama pasca bencana tsunami yang melanda wilayah Pesisir Pantai Lampung Selatan.
Sedangkan, dari hasil diskusi itu didapati bahwa, anak-anak telah mendapatkan dukungan psikososial yang cukup dari pemerintah daerah maupun lembaga kemanusiaan.(Katrine)